Membuat Hotspot Mikrotik dengan Router OS di VirtualBox

Naufal Adriansyah
9 min readSep 7, 2020

--

Assalamualaikum Wr. Wb

Saat aku ingin membuat artikel di Medium, di sana nggak ada tombol Create an Article atau Buat Artikel tapi ada juga New Story. Jadi, aku memilih untuk membuat Tutorialnya sebagai cerita dibandingkan sebagai tutorial formal biasa. Jadi pastikan kamu baca semua kata-kata yang ada di story ini. Inilah cerita bagaimana aku Membuat Hotspot Mikrotik dengan Router OS di VirtualBox.

Pertama-tama, Apa Rencananya?

“Apa sih yang sebenernya mau aku buat?”. Itu adalah pertayaan yang sering aku tanyakan pada diri sendiri saat mau melakukan “hal yang belum pernah aku lakukan sebelumnya”. Jawaban otak saya adalah mau membuat hotspot Mikrotik. “Lalu apa masalahnya?”. Itu adalah pertanyaan selanjutnya dan jawabannya adalah nggak punya RouterBoard.

Dari masalah tersebut, seharusnya kita belum boleh berhenti karena pasti ada alternatifnya. Setelah dipikir-pikir, coba ah pakai RouterOS. Aku coba, dan gagal. Saat ingin konfigurasi GUI dengan WinBox, dia nggak mendeteksi adanya RouterOS. Setelah Googling 40 jam perhari, akhirnya nemu artikel yang nyuruh coba pakai CHR Mikrotik. Tentu saja aku nggak tau perbedaanya. Tapi aku coba lagi, sama aja error. Simak lebih lanjut untuk mengetahui permasalahannya.

Sambil Googling, aku buat topologinya yaitu sebagai berikut:

Tapi dipikir-pikir, Laptop cuma punya satu dan itu pun speknya pas-pasan. Jadi aku memutuskan untuk cuma punya 1 client dan itu pun Ubuntu yang ringan (Xfce).

Kedua, Resep dan Bumbu Rahasia

Kita butuh CHR Mikrotik, Winbox (Khusus Windows), Ubuntu Xfce/Xubuntu (Client ringan). Mengapa aku bilang WinBoxnya khusus Windows? Jawaban nyusul. Aku udah download semua dan aku install. Untuk Linux, install virtualbox cuma ketik:

sudo apt install virtualbox -y

Pastikan kamu punya paket internet ya. Kemudian, untuk menjalankan aplikasi Windows di Linux (pengguna Windows, skip aja sampai step ke-3), kita menggunakan Wine. Untuk menginstall Wine, ketik:

sudo apt install wine -y

Kemudian buka Winboxnya untuk mengetes apakah wine kita berhasil. Kalau berhasil, akan terbuka seperti ini:

Jangan hiraukan Logo Apple. Aku tipe orang yang suka tema Mac, tapi ogah pake produk Apple termasuk MacOSnya.

Ketiga, Mulai Masak

Aku mulai dengan membuat Virtual Machine baru di VirtualBox. Klik New, dan set Name dengan nama komputernya (terserah), Type dan Version-nya seperti di bawah.

Untuk Memory, set aja 512MB. Untuk Hard Disk, karena aku suguhin Linknya berekstensi VDI, jadi pilih yang Use an existing virtual hard disk drive dan pilih file VDI yang didownload tadi

Jalankan, tunggu Loading Initial Ramdisk, login dengan Username: Admin, dan Password-nya kosong.

Kalau berhasil, akan masuk CLI seperti ini:

Langkah selanjutnya adalah reset konfigurasi awal. Mengapa? Karena kita akan konfigurasi dari nol sampai akhir dengan jari jemari kita sendiri. Caranya:

[admin@Mikrotik] > system reset-configuration

Karena ini adalah cerita, masalah yang aku hadapi juga akan aku ceritain di sini dan cara membenarkannya juga. Sekarang coba ping ke 8.8.8.8, caranya

[admin@Mikrotik] > ping 8.8.8.8

“Nah loh, kok bisa?”, ini pertanyaan aku. Tapi mungkin pertanyaan kamu, “Kok nanya kayak gitu?”. Kalau kita inget-inget, kita belum cek konfigurasi IP-nya. Untuk ceknya:

[admin@Mikrotik] > ip address print

Lah, kok ada IP-nya? Padahal kan kita udah reset dan bahkan kita nggak nyolokin apa-apa ke port ethernet (pakai WiFi). Jawabanya saudara-saudara, saat kita membuat sebuah virtual machine baru di VirtualBox, itu akan menghubungkan otomatis ethernet 1 di VirtualBox dengan Internet di Laptop kita metode NAT.

Kalau yang kamu error/nggak sama, mungkin masalahnya Ethernet 1 kamu nggak otomatis NAT seperti punya aku. Solusinya adalah pertama shutdown dulu routernya:

[admin@Mikrotik] > system shutdown

Buka jendela Settings:

Masuk Network, centang Enable Network Adapter dan Attached to ke NAT. Save dan nyalakan ulang. Kalau masih nggak bisa, tanyakan di kolom komentar.

Keempat, Masukan Bumbu

Sekarang kita akan coba hubungkan RouterOSnya ke Winbox agar kita bisa konfigurasi lewat GUI. Shutdown lagi Router-nya, kita akan mengganti Network Adapternya karena kita nggak akan bisa konek dari Router ke Winbox oleh hasil dari NAT VirtualBox.

Buka Settings lagi, ke Network lagi, tapi sekarang ubah Attached to dari NAT ke Bridged Adapter.

Mengapa Bridged Adapter? Karena dengan metode ini, IP guest / routerOSnya akan satu network dengan hostnya. Bagi kalian yang sadar, IP saya adalah 10.0.2.15, tapi IP di komputer saya adalah 192.168.1.x. Untuk bisa konek ke Winbox, caranya kita harus satu network dengan Host-nya dan itu bisa dilakukan dengan Bridged Adapter.

Untuk orang yang belum mengerti maksudnya, alasannya adalah karena cara ini berhasil :). Sebelum kita OK kan, alangkah baiknya kita setting Adapter 2 juga untuk koneksi ke clientnya supaya nanti nggak balik ke sini lagi.

Adapter 2 kita pakau untuk koneksi ke Client. Kenapa kita pakai kabel ethernet? Karena, sedihnya, untuk kita membuat hotspot wireless, kita harus bisa akses ke WLAN card adapter laptop kita dan VirtualBox nggak bisa kata artikel ini. Tapi jangan dulu nangis, ikuti aja terus ceritanya.

Enable Adapter 2, dan set seperti gambar di bawah:

Save, jalankan kembali dan cek kembali IP-nya . IP-nya 192.168.1.11

IP HOST 192.168.1.4 (Satu network sama Router)

TEST PING

Nah, langkah selanjutnya, buka Winbox dan TARAAA

Pengguna Linux pun menangis. Untuk Windows Gang #windowsgang bisa skip ke langkah selanjutnya. Ini isu yang ada pada Winbox di Linux.

Meski username dan passwordnya udah benar, di situ dikatakan ERROR: wrong username or password. Aku sebagai user Linux ngestuck, aku tinggalin beberapa saat, kemudian coba lagi, gagal lagi, coba lagi, gagal lagi, Cari ke Google, gagal. Akhirnya aku memutuskan untuk cari Winbox versi lawasnya, dan ini katanya.

routeros.dll. Hmm, DLL. Hmm, Dynamic Link Library. Hmm, ini kan punya Windows? Hmm, akhirnya aku coba cari Winbox Linux dan akhirnya nemu githubnya. Yeay… Untuk installnya

cd /tmp
git clone https://github.com/mriza/winbox-installer.git
cd winbox-installer
sudo ./winbox-setup install OR sudo bash winbox-setup install

Dan, yeayy, Problem Solved. Nggak jadi depresi. Tapi katanya nanti bakal ada Anime baru dari penerbit yang sama dengan Shigatsu wa Kimi no Uso, yaitu Sayonara Watashi no Cramer yang rilis tahun depan? Depresi lagi deh.

Kelima, Angkat dari Kompor

Buat virtual machine baru di VirtualBox untuk Client. Type dan Versionnya adalah Ubuntu dan Ubuntu 64 Bit

Memory-nya kasih 1GB

Harddisk nya buat VDI, dynamic allocated, dan kasih aja 10GB karena kita akan pake Desktop Environment Xfce yang mana ini sangat ringan.

Buka Setting, masuk ke Network, Attached to nya kita set ke Internal Network dengan nama yang sama dengan Ethernet 2 Router. Jadi Ethernet 2 Router terhubung dengan Ethernet 1 Client.

Start! Untuk Instalasi, aku nggak akan ngejelasin karena ini sama persis saat instalasi Debian 8, Tapi saat di suruh memilih, pilih XFce atau Xubuntu. Perlu diketahui, link yang saya suguhi adalah link untuk download Ubuntu Mini yang mana Ubuntu Mini ini adalah Ubuntu Minimalist yang sebenernya nggak punya apa-apa, jadi kita harus menyiapkan internet untuk download-download yang DE ini. Intinya, harus punya internet dan data yang banyak.

Keenam, Topping dan Sajikan!

Kita akan mulai konfigurasi. Yang harus kita konfigurasi adalah:

  • DHCP server, digunakan untuk memberi layanan IP otomatis ke user
  • Firewall NAT, untuk mentranslasi IP user ke IP yang bisa dikenali ke internet
  • Firewall filter, untuk memblock user yang belum melakukan login
  • Proxy, untuk memberikan tampilan halaman login
  • dan sebagainya

Kalau kamu familiar dengan teks di atas, tentu itu karena kalian udah baca dokumentasi dari website Mikrotik. Kalau udah, kamu patut diacungi jempol karena udah coba sendiri dengan liat ke Internet. Semua itu bisa kita lakukan hanya dengan mengkonfigurasi Hotspot pada Winbox/RouterOS.

Nyalakan RouterOS, Client dan Winbox.

Masuk ke IP > Addresses.

Cuma ada satu IP. Klik (+) untuk menambahkan IP untuk eth2. Pada kali ini, aku akan set IP-nya yaitu 192.168.100.1/24 dengan networknya 192.168.1.0 pada Ethernet 2.

Masuk ke IP > Hotspot. Klik Hotspot Setup untuk membuat hostspot baru. Hotspot Interface bisa kita isi ether2 karena kita nggak punya WLAN. Kalau punya, ya pake.

Next aja terus sampe ketemu ini. Pilih none dan Next lagi.

SMTP server kita lagi nggak butuh, next aja. DNS server isi aja 8.8.8.8, 8.8,4,4

DNS name isi hotspot.mikrotik.com. Sebenernya sih terserah, tapi masih ikut protokol aja.

Sumpah, terserah

Selesai.

Sekarang kita udah punya konfigurasi Hotspot dan otomatis service yang di atas juga (dhcp server, dll) sudah terkonfigurasi otomatis. Kalau nggak percaya, cek aja di IP > DHCP Server

Tuh di atas ada dhcp1 di interface ether2. Sekarang cek di client apakah dia sudah dapet IP apa balum. Kalau belum coba cek lagi, siapa tau ada yang salah. Tapi sebelum ngecek, coba dulu restart clientnya.

Cara ceknya adalah Buka Terminal (Klik kanan dan klik Open Terminal Here) dan ketik:

ifconfig

Ethernet 1 adalah enp03s dan IP-nya adalah 192.168.100.253 yang mana IP ini didapatkan dari RouterOS. Dari point ini kita sudah bisa liat bahwa ada koneksi antara Router dengan Client. Sekarang coba buka browser (Firefox) di client. Caranya klik kanan di Desktop, klik Application, klik Web Browser.

Buka www.google.com dan akan error seperti gambar di bawah:

Buka hotspot.mikrotik.com untuk login dan masukan username dan passwordnya. Kalau kamu ngikutin jejak-jejak aku tadi usernamenya adalah admin dan passwordnya adalah adminganteng.

Dan kalau berhasil akan muncul status seperti di bawah

Untuk pengecekan, kita buka www.google.com

Terakhir, Santap

Sampe di sini, konfigurasi kita sudah berhasil. Kita sudah punya Hotspot dengan budget hanya Laptop saja. Tentu kita menggunakan kabel ethernet untuk interface hotspot karena kita nggak pake RouterBoard asli yang mempunyai WLAN adapter di dalamnya. Kita juga punya WLAN adapter tapi nggak bisa digunakan oleh VirtualBox, jadi kita menggunakan Ethernet saja.

Tapi kalau menggunakan RouterBoard pun nggak akan beda jauh kok. Ethernet 2-nya aja ganti jadi WLAN. Cara ini cocok buat kamu yang nggak punya RouterBoard tapi mau belajar Mikrotik. Untuk tutorial selanjutnya, aku mau buat tampilan Loginnya sendiri. Tapi tunggu artikel ini dilihat lebih dari 50 kali dulu ya, hehe.

Oke, bye

--

--

Naufal Adriansyah
Naufal Adriansyah

Written by Naufal Adriansyah

0 Followers

Programmer, no life. Wait, nope. Programming is my life.

No responses yet